Tugas
Tutorial ke 2
Bahasa
Indonesia / MKWU4108
“E-learning pada masa
pandemi covid-19”.
PROGAM STUDI SASTRA
INGGRIS BIDANG PENERJEMAH
FAKULTAS HUKUM, ILMU
SOSIAL, DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah ini dengan judul “E-learning pada masa pandemi covid-19” dapat
penulis selesaikan.
Penulis
ucapkan terima kasih kepada Silvia Permatasari, S.Pd., M.Pd., selaku
dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia dan semua pihak yang telah membantu
penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir
kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusuhan makalah ini dari awal sampai akhir. Akhir kata kami berharap agar
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Tegal , 1 November 2022
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Sejak merebaknya
pandemi yang disebabkan oleh virus Corona di Indonesia, banyak cara yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah penyebarannya. Salah satunya adalah
melalui surat edaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Pendidikan sekolah dasar tahun 2020 tentang pencegahan penyebaran Corona Virus
Disease (Covid-19) di sekolah Melalui surat edaran teresebut pihak Kemendikbud
memberikan instruksi kepada sekolah atau Univesitas untuk menyelenggarakan
pembelajaran jarak jauh dan menyarankan siswa dan mahasiswa untuk belajar dari
rumah masing-masing.
Salah satu
bentuk pembelajaran alternatif yang dapat dilaksanakan selama masa darurat
Covid-19 adalah pembelajaran secara online. Pembelajaran online merupakan
pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas,
konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis
interaksi pembelajaran. Penggunaan internet dan teknologi multimedia mampu
merombak cara penyampaian pengetahuan dan dapat menjadi alternatif pembelajaran
yang dilaksanakan dalam kelas tradisional.
Pembelajaran
daring sangat berbeda dengan pembelajaran seperti biasa, pembelajaran daring
lebih menekankan pada ketelitian dan kejelian peserta didik dalam menerima dan
mengolah informasi yang disajikan secara online. Konsep pembelajaran daring
memiliki konsep yang sama dengan e-learning. Selama pembelajaran daring
berlangsung banyak orang tua yang mengeluhkan beberapa masalah yang dihadapi
selama peserta didik belajar dirumah, diantaranya terlalu banyak tugas yang
diberikan dan guru/ dosen yang belum mengoptimalkan teknologi. Disamping
banyaknya keluhan orang tua mengenai pembelajaran daring, namun ternyata
pembelajaran juga memiliki beberapa kelebihan. Adapun beberapa kelebihan dari
pembelajaran daring yaitu adanya keluwesan waktu dan tempat belajar, misalnya
belajar dapat dilakukan dalam kamar, ruang tamu dan sebagainya serta waktu yang
diseseuaikan misalnya pagi, siang, sore atau malam. Dapat mengatasi
permasalahan mengenai jarak, misalnya peserta didik / mahasiswa tidak harus
pergi ke sekolah / universitas dahulu untuk belajar. Tidak ada batasan dan
dapat mencakup area yang luas. Disamping dari adanya kelebihan pembelajaran
daring, namun pembelajaran daring juga memiliki kekurangan (Riyana, 2019).
Penelitian
terkait pembelajaran daring di masa pandemi sudah banyak dilakukan, beberapa
kelebihan dan kekurangan juga telah dipaparkan. Salah satu kendala
penyelenggaraan pembelajaran daring adalah kurang stabilnya jaringan atau
koneksi, apalagi bebapa wilayah di Indonesia bahkan susah dalam mengakses
internet. Selain itu banyak sekali bidang ilmu yang membahas tekait
pembelajaran daring di masa pandemi, antara lain bidang kesehatan, hukum,
sains, religi dan lain sebagainya.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas
maka dapat dirumuskan rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan pembelajaran online ?
2. Bagaimana
konsep e-learning dalam pembelajaran ?
3. Bagaimana mengatasi kendala media pembelajaran online
berbasis E-learning terhadap proses pembelajaran dalam masa pandemic covid-19?
- Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di
atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui pengertian pembelajaran online.
2. Untuk
mengetahui konsep e-learning.
3. Untuk
mengatasi kendala media pembelajaran online berbasis E-learning terhadap proses
pembelajaran dalam masa pandemic covid-19.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Pembelajaran Online
Pemanfaat
teknologi dan komunikasi di indonesia semakin marak digunakan dalam
pembelajaran di sekolah maupun di universitas
mengingat banyaknya aktifitas pembelajaran yang berbasis daring yang
menggunakan jaringan internet sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar.
Suprijono, A. (2011), pembelajaran daring adalah salah satu metode pembelajaran
online atau dilakukan melalui jaringan internet. Sedangkan menurut Tafiardi,
(2005), pembelajaran daring (online learning) adalah pembelajaran yang
awalnya digunakan untuk menggambarkan sistem belajar yang memanfaatkan
teknologi internet berbais komputer (computer-based learnin/CBL) namun seiring
berjalannya watku komputer digantikan oleh telepon seluler.
Menurut Munir,
(2010), Pembelajaran daring merupakan metode pembelajran yang efektif,
seperti berlatih dengan adanya numpan balik terkait menggabungkan kolaborasi
kegiatan dengan belajar mandiri. Sedangkan menurut (Pendidikan Administrasi
Perkantoran et al., 2020:498) pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran
yang dilakukan dengan tidak bertatap muka secara langsung, tetapi menggunakan
platform yang dapat membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun
jarak jauh.
Pembelajaran
daring pada dasarnya merupakan pembelajaran yang dilakukan secara virtual
melalui aplikasi yang tersedia namun pembelajaran daring harus tetap harus
memperhatikan kompetensi yang akan diajarkan. Pendidik harus menyadari bahwa
pembelajaran daring memiliki sifat yang komplek karena melibatkan aspek
pedagogis, psikologis dan didaktif secara bersamaan.
- Konsep E-learning
E-learning
tersusun dari dua bagian, yaitu 'e' yang merupakan singkatan dari 'electronica'
dan 'learning' yang berarti 'pembelajaran'. Jadi e-learning berarti
pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam
pelaksanaannya, elearning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer
atau kombinasi dari ketiganya. Dengan
kata lain e-learning adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya didukung
oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelite atau
komputer. Tafiardi, 2005, sejalan dengan itu, Onno W. Purbo (dalam Amin, 2004)
menjelaskan bahwa istilah "e" dalam e-learning adalah segala
teknologi yang digunakan untuk mendukung usahausaha pengajaran lewat teknologi
elektronik internet.
Kamarga (2000), mendefinisikan
:-learning adalah pengajaran dan pembelajaran yang didukung dan dikembangkan
melalui teknologi dan media digital, dan juga merupakan salah satu bentuk dari
konsep distance learning atau belajar jarak jauh.”.
Munir (2010)
menjelaskan bahwa : “E-learning adalah proses instruksi yang melibatkan
pengguna peralatan elektronik dalam menciptakan, membantu perkembangan,
menyampaikan informasi dan memudahkan proses belajar mengajar dimana siswa
sebagai pusatnya serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun”.
Istilah
e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan
untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.
Oleh karena itu, istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk
membuat sebuah transformasi proses belajar mengajar yang ada di sekolah ke
dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet (Horton, W. 2006).
Dari beberapa
pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan sebuah
metode pembelajaran jarak jauh yang memungkinkan tersampainya bahan ajar ke
mahasiswa dengan memanfaatkan jaringan komputer atau internet dan memungkinkan
mahasiswa untuk belajar melalui komputer ditempat masing-masing tanpa harus
secara fisik mengikuti pelajaran didalam kelas.
Berikut ini adalah beberapa
jenis-jenis e-learning yang sudah banyak digunakan di seluruh dunia berdasarkan
teknologi yang digunakan, e-learning dibagi atas basis teknologi, (Karwati, E.
(2014) :
1. Computer Based Training (CBT)
Era dimana mulai bermunculan aplikasi
e-learning yang berjalan dalam PC standalone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM.
Isi berupa materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio)
dalam format MOV, MPEG-1 atau AVI. Perusahaan perangkat lunak Asymstrix (sekarang
bernama Clickllearn) mengeluarkan tool pengembangan bernama Toolbook sedangkan
Macromedia juga mengembangkan perangkat lunak bernama Authorware. (Simamor,
2003).
Dengan menggunakan tools yang disediakan
maka pengguna mempunyai kesempatan untuk mencoba soal-soal latihan tanpa
batasan jumlah dan tingkat kesulitannya Namun, pada elearning dengan konsep
ini, komunikasi yang terjadi hanya satu arah.
2. LMS (LearningManagement System)
Seiring dengan perkembangan teknologi
internet di dunia, masyarakat dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan
akan informasi yang cepat diperoleh menjadi mutlak, dan jarak serta lokasi
bukanlah halangan lagi. Disinilah muncul 8 sebuah Learning Management System
atau biasa disingkat dengan LMS.
Perkembangan LMS
yang semakin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah
interoperability antar LMS yang ada dengan suatu standard. Standard yang muncul
misalnya adalah standard yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT
Committee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb. Contoh aplikasi ini adalah Atutor.
Lever-Duffy,
J. & McDonald, J. B. (2008).
3. Aplikasi e-learning berbasis web
Perkembangan LMS
menuju ke aplikasi e-learning berbasis Web secara total, baik untuk pembelajar
(learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan
situs-situs portal yang pada saat ini boleh dikata menjadi barometer
situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar dunia. Isi juga semakin kaya
dengan berpaduan multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam
berbagai pilihan format data yang lebih standard, berukuran kecil dan stabil.
Para ahli yang
mendukung pemahaman e-learning sebagai media yang menggunakan internet
diantaranya e-learning adalah ''penggunaaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan”.
Tujuan
pendidikan adalah untuk membentuk seseorang menjadi sempurna. Pendidikan
menyediakan jalan untuk mencapai cita-cita mereka. Pendidikan juga membantu
dalam menanamkan tanggung jawab sosial, norma, budaya dan etika. Inti utama
dari pendidikan adalah untuk belajar dan menjalani proses untuk memperoleh
pengetahuan atau keterampilan melalui studi, pengalaman, atau diajarkan.
(Suprijono, A. ,2011).
Kejadian covid
ini membuat para pendidik profesional
dan sivitas akademika memikirkan metode pengajaran alternatif selama penutupan
ini. Dengan demikian, maka membuka jalan menuju pembelajaran berbasis web
dan e-learning atau pembelajaran online.
Di mana para profesional pengajar dan siswa terhubung secara virtual.
E-learning cukup sederhana untuk memahami dan menerapkannya. Penggunaan
desktop, laptop, atau smartphone dan internet merupakan hal utama yang
merupakan komponen dan metodologi pembelajaran ini.
E-learning
memberikan pertumbuhan yang cepat dan terbukti menjadi yang terbaik dalam
bidang pendidikan. Dengan e-learning memungkinkan para pendidik mendapatkan
cakupan yang lebih tinggi untuk mengkomunikasikan pesan kepada para siswa. Ini
memastikan bahwa semua pelajar menerima jenis pelatihan yang sama dengan proses
belajar. Namun, terlepas dari popularitas pendidikan online, sekelompok besar
orang sengaja tetap tinggal jauh dari metode seperti itu, sebagian besar karena
kesan yang salah. (Firman, Sari Rahayu Rahman, 2020).
Di Indonesia sendiri
sebenarnya istilah pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media dan akses
teknologi informasi dan komunikasi sudah berjalan sejak lama. Contoh nyata
adalah proses pembelajaran yang telah diaplikasikan Universitas Terbuka.
Universitas ini telah lama berhasil meluluskan ribuan sarjana dalam berbagai
bidang dengan menggunakan sistem pebelajaran online yang mulai popular
akhir-akhir ini. Pendidikan jarak jauh berbasis TIK pun diberlakukan oleh
pemerintah untuk menekan penyebaran Covid-19 supaya paparan virus ini tidak
merajalela di negeri Indonesia.
Tidak semudah yang dibayangkan, ternyata sistem e-learning ini banyak
penolakan baik dari para pendidik, tenaga kependidikan dan siswa karena mereka
merasa terbebani oleh tingginya biaya untuk melakukan proses pembelajaran ini.
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun memberikan bantuan
kepada pendidik.( Darmawan, D. 2014).
Untuk dapat
mengembangkan e-learning yang efektif diperlukan dasar- dasar teori belajar .
Menurut Chandrawati, S. R. (2010) untuk mengembangkan materi pembelajaran dalam
e-learning perlu mempertimbangkan tiga teori yang sangat terkenal yaitu:
behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme. Menurut N. K. Ibrahim, (2022) tiga teori ini dapat
digunakan sebagai taksonomi pembelajaran, misalnya teori behaviorisme untuk
mengajarkan fakta (what), teori kognitivisme untuk mengajarkan proses dan
prinsip (how), dan teori konstruktivisme untuk mengajarkan penalaran tingkat
tinggi (why).
Karakteristik e-learning ini antara lain adalah:
1. Memanfaatkan
jasa teknologi elektronik. Sehingga dapat memperoleh informasi dan
melakukan komunikasi dengan mudah
dan cepat, baik antara pengajar dengan pembelajar, atau pembelajar dengan
pembelajar.
2. Memanfaatkan media komputer, seperti jaingan
computer (computer networks) atau (digital media).
3. Menggunakan
materi pembelajaran untuk dipelajari secara mandiri (self learning materials).
4. Materi
pembelajaran dapat disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan
siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
5. Memanfaatkan
komputer untuk proses pembelajaran dan juga untuk mengetahui hasil kemajuan
belajar, atau administrasi pendidikan serta untuk memperoleh informasi yang
banyak dari berbagai sumber informasi.
Menurut Empy Effendi, H. Z. (2005),
dalam implementasi pembelajaran, terdapat model penerapan elearning yang bisa
digunakan,yaitu :
a. Selective
Model
Model selektif ini digunakan jika
jumlah computer di sekolah sangat terbatas (misalnya hanya ada satu unit
computer). Di dalam model ini, guru harus memilih salah satu alat atau media
yang tersedia yang dirasakan tepat untuk menyampaikan bahan pelajaran. Jika
guru menemukan bahan e-leaming yang bermutu dari internet, maka dengan terpaksa
guru hanya dapat menunjukkan bahan pelajaran tersebut kepada siswa sebagai
bahan demonstrasi saja. Jika terdapat lebih dari satu computer di sekolah /
kelas, maka siswa harus diberi kesempatan untuk memperoleh pengalaman langsung.
b. Sequential
Model
Model ini di gunakan jika jumlah
computer di sekolah / kelas terbatas (misalnya hanya dua atau tiga unit
computer). para siswa dalam kelompok kecil secara bergiliran menggunakan
computer untuk mencari sumber pelajaran yang dibutuhkan. Siswa menggunakan
bahan e-learning sebagai bahan rujuakan atau untuk mencari informasi baru.
c. Static
Station Model
Model ini digunakan jika jumlah
computer di sekolah / kelas terbatas, sebagaimana halnya dalam sequential
model. Di dalam model ini, guru mempunyai beberapa sumber belajar yang berbeda untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sama. Bahan e-leaming digunakan oleh satu
atau dua kelompok siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan. Kelompok siswa lainya menggunakan sumber belajar yang lain untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
d. Laboratory
Model
Model ini di gunakan jika tersedia
sejumlah computer di sekolah / laboratorium yang dilengkapi dengan jaringan
internet, dimana siswa dapat mengguunakannya secara lebih leluasa (satu siswa
satu computer). Dalam hal ini, bahan e-learning dapat digunakan sebagai bahan
pembelajaran mandiri. Setiap model e-learning yang dapat digunakan dalam pembelajaran
diatas masing-masing mempunyai kekuatan dan kelemahan- Pemilihannya tergantung
infrashrktur telekomunikasi dan peralatan yang tersedia disekolah.
E-learning dapat
membawa suasana baru dalam ragam pengembangan pembelajaran. Pemanfaatan
e-learning dengan baik dapat meningkatkan hasil
pembelajaran dengan maksimal.
Beberapa manfaat dari e-learning diantaranya
menurut Chandrawati, S. R. (2010) :
1. Dengan
adanya e-learning maka dapat mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya
studi lebih ekonomis.
2. E-learning
mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan materi.
3. Dapat
saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajarsetiap saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didikdapat lebih
memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
4. Dengan
e-learning proses pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di dalam ruangan
kelas saja, tetapi dengan bantuan peralatan komputer danjaringan, para siswa
dapat secara aktif dilibatkan dalam proses belajar-mengajar.
Manfaat e-learning bagi dunia pendidikan secara
umum, yaitu:
1. Fleksibilitas
tempat dan waktu, jika pembelajaran konvensional di kelasmengharuskan siswa
untuk hadir di kelas pada jam-jam tertentu, maka e-learning memberikan
fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untukmengakses pelajaran.
2. Independent
learning, e-learning memberikan kesempatan bagi pembelajar untuk memegang
kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya pembelajar diberi
kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan menyelesaikan, dan bagian
mana dalam satu modul yang ingin dipelajarinya terlebih dulu. Jika ia mengalami
kesulitan, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu memahami.
Pembelajar juga bisa menghubungi instruktur, narasumber melalui email atau ikut
dialog interaktif pada waktu-waktu tertentu. Banyak orang yang merasa cara
belajar independen seperti ini lebih efektif daripada cara belajar lainnya yang
memaksakannya untuk belajar dengan urutan yang telah ditetapkan.
3. Biaya,
banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan elearning. Secara
finansial, biaya yang bisa dihemat, antara lain biayatransportasi ke tempat
belajar dan akomodasi selama belajar, biaya administrasi pengelolaan,
penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar.
4. Fleksibilitas
kecepatan pembelajaran, e-learning dapat disesuaikan dengan kecepatan belajar
masing-masing siswa / mahasiswa. Apabila
belum mengerti dan memahami modul
tertentu, maka dapat mengulanginya lagi
sampai paham.
5. Standarisasi
pengajaran, pelajaran e-learning selalu memiliki kualitas sama setiap kali
diakses dan tidak.
E-learning dapat dengan cepat
diterima dan kemudian diadopsi adalah karena memiliki
kelebihan/keunggulan sebagai berikut (Effendi, 2005)
:
1) Pengurangan biaya
2) Fleksibilitas. Dapat belajar kapan dan dimana
saja, selama terhubung dengan intemet.
3) Personalisasi. Dapat belajar sesuai dengan
kemampuan belajar mereka.
4) Standarisasi. Dengan e-learning mengatasi adanya
perbedaan yang berasal dari guru,
seperti : cara mengajarnya, materi dan penguasaan
materi yang berbeda, sehingga
memberikan standar kualitas yang lebih konsisten.
5) Efektivitas. Suatu studi oleh J.D Fletcher menunjukkan
bahwa tingkat retensi dan
aplikasi dari pelajaran melalui metode elearning
meningkat sebanyak 25% dibandingkan
pelatihan yang menggunakan cara tradisional.
6) Kecepatan. Kecepatan distribusi materi pelajaran
akan meningkat, karena pelajaran
tersebut dapat dengan cepat disampaikan melalui
internet.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk
pembelajaran atau e-learning juga tidak
terlepas dari berbagai kekurangan antara lain, (Lever-Duffy,
J. & McDonald, J. B, 2008):
1. Kurangnya
interaksi antara guru/dosen dan siswa/ mahasiswa atau bahkan antar siswa /mahasiswa
itu sendiri. Kurangnya interaksi ini
bisa memperlambat terbentuknya volues dalam proses belajar dan mengajar.
2. Kecenderungan
mengabaikan aspek akademik atau aspek social
dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis.
3. Proses
belajar dan mengajamya cenderung ke arah pelatihan bukan pendidikan yang lebih menekankan
pada aspek pengetahuan atau psikomotor dan aspek afektif.
4. Berubahnya
peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga
dituntut menguasai teknik pembelajaran yang menggunakan internet.
Disisi lain metode e-learning juga mempunyai Kendala
atau hambatan dalam
penyelenggaraannya, yaitu (Effendi,2005) :
a. Investasi. Walaupun e-learning
pada akhirnya dapat menghemat biaya pendidikan, akan tetapi memerlukan
investasi yang sangat besar pada permulaannya.
b. Budaya. Pemanfaatan e-learning
membutuhkan budaya belajar mandiri dan kebiasaan untuk belajar atau mengikuti
pembelajaran melalui komputer.
c. Teknologi dan infrastruktur.
E-learning membutuhkan perangkat komputer, jaringan handal, dan teknologi yang
tepat.
Kendala penerapan E-learning dalam pembelajaran
melibatkan beberapa komponen diantara lain ,(Elyas, A.H. (2018) :
a. Banyaknya
LMS (Learning Managemen Sistem) membuat bingung dalam memilih mana yang cocok
digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
b. SDM.
Tidak semua guru memiliki keahlian dalam menggunakan perangkat ICT seperti
Komputer, Laptop, Tablet, Smart Phone dan lainya. Tidak semua siswa terbiasa
belajar menggunakan perangkat ICT,bahkan masih banyak siswa yang belum mengenal
perangkat computer dan laptop sehingga hanya mengandalkan smart phone yang
banyak keterbatasan untuk mengakses materi pembelajaran.
c. Infrastruktur
e-learning. Infrastuktur dapat berupa komputer, laptop, tablet, Smart Phone,
jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia lainnya.
Solusi alternatif dari masalah
diatas dapat diuraikan sebagai berikut,
(Firman, Sari Rahayu Rahman (2020).
1. Meningkatkan
peran orang tua. Peran orang tua siswa sangat diperlukan disini, dimana orang
tua dapat mengawasi anaknya dalam mengikuti
pembelajaran daring agar
tidak malas, orang
tua perlu meluangkan waktunya
untuk mendampingi siswa
ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran.
2. Melakukan pengawasan
dengan meminta jadwal
proses pembelajaran kepada anak, turut melakukan proses pengecekan tugas
yang telah dikerjakan serta disini koordinasi antara guru dan orang tua siswa
juga dituntut, sebab dengan adanya koordinasi tersebut orang tua dapat lebih
mudah memantau hasil belajar yang telah dilakukan oleh anaknya selama proses
pembelajaran
3. Meningkatkan
kesadaran diri siswa itu sendiri. Harus berusaha supaya bisa paham dengan
pembelajaran, contohnya dengan membentuk kelompok belajar dengan teman sebaya,
mencari tutor atau kursus.
Berusaha mencari
suasana yang dapat
membangun motivasi belajar
agar tetap semangat dalam
menjalani pembelajaran e- learning, seperti mencari tempat di luar rumah yang
sekiranya bisa dijadikan tempat belajar, seperti di taman atau yang lain.
4. Meningkatkan
kualitas guru dalam pembelajaran berbasis e- learning.
Disini guru dapat menanyakan
kendala yang dihadapi siswa, sehingga guru dapat memperbaharui skillnya dalam
hal kegiatan belajar mengajar agar ilmu yang disampaikan dapat dimengerti siswa
walaupun di tengah pandemi, seperti bagi guru yang kurang cakap
menggunakan aplikasi terkait
pembelajaran e-learning.
Untuk memaksimalkan pembelajaran
agar tidak kesulitan saat menggunakan aplikasi tersebut, guru juga dituntut
tidak hanya menguasai satu macam aplikasi saja tetapi diminta untuk dapat menggunakan berbagai aplikasi
yang relevan dan menarik bagi siswa dalam pembelajaran, hal ini agar siswa
tidak menjadi bosan dan senantiasa bersemangat dalam belajar). Evaluasi
secara komprehensif perlu
dilakukan pemangku kepentingan,
dari pihak sekolah, komite sekolah,
tokoh masyarakat, para
orang tua, wali
murid serta Dinas Pendidikan agar
kualitas pendidikan tidak
merosot.
BAB III
PENUTUP
Dari
Pembahasan dapat disimpulkan bahwa :
- Belajar
Online merupakan proses belajar mengajar yang memanfaatkan internet dan
media digital dalam penyampaian materinya. Metode online learning dianggap
lebih dekat dengan generasi pelajar saat ini yang dikenal sangat menyatu
dengan produk-produk teknologi.
- E-learning
merupakan sebuah metode pembelajaran jarak jauh yang memungkinkan
tersampainya bahan ajar ke mahasiswa dengan memanfaatkan jaringan komputer
atau internet dan memungkinkan mahasiswa untuk belajar melalui komputer
ditempat masing-masing tanpa harus secara fisik mengikuti pelajaran
didalam kelas.
3. Jenis-jenis
e-learning berbasis teknologi diantara lain Computer Based Training (CBT) , LMS
(LearningManagement System), dan Aplikasi e-learning berbasis web
4. Model
penerapan e-learning yang bisa digunakan seperti Selective Model, Sequential
Model, Static Station Model, Laboratory Model.
5. E-learning
memiliki kelebihan dan kekurangan untuk penggunanya.
6. Solusi
alternatif dari masalah kendala penggunaan pembelajaran online berbasis e-learning ini adalah Meningkatkan
peran orang tua, Meningkatkan kesadaran diri siswa / mahasiswa itu sendiri, dan
Meningkatkan kualitas guru/ dosen dalam pembelajaran berbasis e- learning.
DAFTAR PUSTAKA
Chandrawati,
S. R. (2010). Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran. Jurnal Cakrawala
Kependidikan, 2(8), 172-181.
Darmawan,
D. (2014). Pengembangan E-Learning: Teori dan Desain. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Dewi,
W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring
di Sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1),
55–61.https://doi.org/10.31004/edukatif.v2i1.89
Dewi,T.
A.P., & Sadjiarto,A.
(2021). Pelaksanaan Pembelajaran
Daring Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Basicedu,
5(4), 1909–1917
Edaran
Tentang Pencegahan Wabah COVID-19 di Lingkungan Satuan Pendidikan Seluruh
Indonesia.
Elyas,
A.H. (2018). Penggunaan model
pembelajaran e-learning dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Jurnal Warta, 56(04), 1–11.
Empy
Effendi, H. Z. (2005). E-learning Konsep dan Aplikasi. Andi
Firman,
Sari Rahayu Rahman (2020). Pembelajaran Online di Tengah Pandemi Covid-19. Indonesian
Journal of Educational Science (IJES), 2(2), 81-89.
Horton,
W. (2006). E-Learning by Design. San Fransisco: Pfeiffer
Kamarga.
(2000). Sistem E-Learning. Salemba Empat
Karwati,
E. (2014). Pengaruh Pembelajaran Elektronik (E-Learning) terhadap Mutu
Belajar Mahasiswa. Jurnal Penelitian Komunikasi, 17(1), 41–54.
https://doi.org/10.20422/jpk.v17i1.5 Kemdikbud, R. (2020).
Lever-Duffy,
J. & McDonald, J. B. (2008). Teaching and Learning with Technology
(3rd ed.). Boston: Pearson
Munir.
(2010). Pembelajaran Jarak Jauh. Alfabeta
N. K. Ibrahim et al., “Medical
Students’ Acceptance and Perceptions Of E-Learning During The Covid-19 Closure Time
In King Abdulaziz University, Jeddah,” J. Infect. Public Health, vol. 14,
no. 1, pp. 17–23, 2021, doi: 10.1016/j.jiph.2020.11.007.
Simamor. (2003), E-learning
dalam Pendidikan. Universitas Terbuka, Jakarta.
Suprijono,
A. (2011). Model-model pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya
Tafiardi.
(2005). Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui E-Learning. Pendidikan
Penabur