BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Hampir semua orang
dalam melakukan segala kegiatan dan aktivitasnya dapat dipastikan selalu
menggunakan manajemen. Manajemen dibutuhkan oleh semua orang,semua macam kegiatan
dan semua tipe organisasi. Dalam kenyataannya, manajemen dibutuhkan dimana saja
orang-orang bekerjasama dalam organisasi untuk mencapai tujuan bersama.
Beberapa macam organisasi antara lain
organisasi sekolah,perkumpulan kesenian, perkumpulan olahraga ataupun
organisasi perusahaan. Manajemen dibutukan semua orang karena memiliki tujuan
yang hendak dicapai baik tujuan organisasi maupun tujuan pribadi dan dapat
mencapai efisiensi dan efek.
Ilmu manajemen
sebetulnya sama usianya dengan kehidupan manusia, mengapa demikian? Karena pada
dasarnya manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak bisa terlepas dari
prinsip-prinsip manajemen, baik langsung maupun tidak langsung. Manajemen pada
prinsipnya bagaimana mengatur kegiatan agar berjalan dengan baik dalam mencapai
tujuan secara optimal sesuai dengan yang diinginkan. Tujuan yang diharapkan
tersebut, akan berhasil dengan baik bilamana kemampuan manusia yang terbatas
baik pengetahuan, teknologi, skill maupun waktu yang dimiliki itu dikembangkan
dengan membagi tugas pekerjaannya, wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang
lain sehingga secara sinergis membentuk kerjasama yang baik.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Manajemen menurut beberapa Ahli?
2. Bagaimana
Sejarah Manajemen?
3. Apa
Prinsip-prinsip Manajemen?
4. Apa
Peran Manajemen?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui berbagai bidang di kehidupan
2. Untuk
mendapat ilmu dan wacana baru
D.
Metode
Penulisan
Metode penulisan dalam makalah ini
berupa rangkuman dari pembahasan yaitu diantaranya:
a.
Pengertian manajemen merupakan suatu
seni, ilmu dan proses dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya,
pengorganisasian, seperti perencanaan, penyusunan personalia dan
pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
b. Ilmu manajemen telah ada sejak ribuan
tahun yang lalu dengan dibuktikan dengan
adanya piramida di mesir yang dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20
tahun.
c. Prinsip-prinsip manajemen diantaranya Pembagian kerja yang berimbang,pemberian
kewenangan ,disiplin,kesatuan perintah dan kesatuan arah.
d. Peran
manajemen yang menurut Henry
Mintzberg adalah peran Interpersonal, peran Informational, dan peran
Decisional.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajemen menurut beberapa Ahli
Kata manajemen
bersal dari bahasa latin , yaitu dari asal kata mantis yang berarti
tangan dan agree yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung menjadi kata
kerja managere yang artinya menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa
inggris dalam bentuk kata kerja to manage, dengan kata benda management, dan
manager untuk orang yang melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya management
diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.
Menurut
G.R. Terry, manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan
organisasional atau maksud yang nyata.
Menurut
Ricky W. Griffin, manajemen sebagai sebuah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Menurut Drs. Oey Liang Lee,
manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan,
pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Menurut William H. Newman, manajemen adalah
fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.
Menurut Renville Siagian, manajemen adalah
suatu bidang usaha yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh
para tenaga ahli terlatih serta berpengalaman.
Berdasarkan penjelasan
pengertian manajemen diatas, dapat disimpulkan
bahwa Pengertian Manajemen adalah suatu seni, ilmu
dan proses dalam melaksanakan aktivitas-aktivitasnya,
pengorganisasian, seperti perencanaan, penyusunan personalia dan
pengawasan dengan memanfaatkan sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
B. Sejarah Manajemen
Banyak kesulitan yang
terjadi dalam melacak sejarah manajemen, namun diketahui bahwa ilmu manajemen
telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya
piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang
selama 20 tahun. Piramida Giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada
seseorang tanpa memedulikan apa sebutan untuk manajer ketika itu yang
merencanakan apa yang harus dilakukan, mengorganisir manusia serta bahan
bakunya, memimpin dan mengarahkan para pekerja, dan menegakkan pengendalian
tertentu guna menjamin bahwa segala sesuatunya dikerjakan sesuai rencana.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya. Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
Piramida di Mesir. Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya. Daniel Wren membagi evolusi pemikiran manajemen dalam empat fase, yaitu pemikiran awal, era manajemen sains, era manusia sosial, dan era moderen.
1. Pemikiran awal manajemen
Sebelum abad ke-20, terjadi dua
peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun
1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth
of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan
diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian
pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan
industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh
orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat
menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap
orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat
hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari.
Peristiwa penting kedua yang
memengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris.
Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga
manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah
menuju tempat khusus yang disebut "pabrik." Perpindahan ini
mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu
mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku,
memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan
lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.
2. Era manajemen ilmiah
Era ini ditandai dengan
berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur seperti Henry
Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson.
Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya,
Principles of Scientific Management, pada tahun 1911. Taylor mendeskripsikan
manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah untuk menentukan cara
terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa penulis seperti
Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun lahirya teori
manajemen moderen.
Perkembangan manajemen
ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran baru dari Henry Gantt dan
keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja bersama Taylor di Midvale
Steel Compan, menggagas ide bahwa seharusnya seorang mandor mampu memberi
pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin (industrious ) dan
kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu manajemen yang
disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan mengontrol
pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian Gilbreth
berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap
gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem
produksi yang lebih efesien.
Era ini juga ditandai
dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai apa yang seharusnya
dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk praktik manajemen yang
baik. Pada awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henri Fayol
mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi,
memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai
digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan
tahun 1950, dan terus berlangsung hingga sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga
mengagas 14 prinsip manajemen yang merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi
inti dari keberhasilan sebuah manajemen.
Sumbangan penting lainnya
datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe
ideal organisasi yang disebut sebagaibirokrasi bentuk organisasi yang dicirikan
oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan
ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber
menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam
realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya
sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan
dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi
banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya
terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirkan ilmu riset
operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori
mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "manajemen sains",
mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya
di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker sering
disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen menerbitkan salah satu buku paling awal
tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the
Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General
Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.
3. Era manusia sosial
Era manusia sosial
ditandai dengan lahirnya mahzab perilaku (behavioral school) dalam pemikiran
manajemen di akhir era manajemen sains. Mahzab perilaku tidak mendapatkan
pengakuan luas sampai tahun 1930-an. Katalis utama dari kelahiran mahzab
perilaku adalah serangkaian studi penelitian yang dikenal sebagai eksperimen
Hawthrone.
Eksperimen Hawthrone
dilakukan pada tahun 1920-an hingga 1930-an di Pabrik Hawthrone milik Western
Electric Company Works di Cicero, Illenois.. Kajian ini awalnya bertujuan
mempelajari pengaruh berbagai macam tingkat penerangan lampu terhadap
produktivitas kerja. Hasil kajian mengindikasikan bahwa ternyata insentif
seperti jabatan, lama jam kerja, periode istirahat, maupun upah lebih sedikit
pengaruhnya terhadap output pekerja dibandingkan dengan tekanan kelompok,
penerimaan kelompok, serta rasa aman yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan
bahwa norma-norma sosial atau standar kelompok merupakan penentu utama perilaku
kerja individu.
Kontribusi lainnya datang
dari Mary Parker Follet. Follett (1868–1933) yang mendapatkan pendidikan di
bidang filosofi dan ilmu politik menjadi terkenal setelah menerbitkan buku
berjudul Creative Experience pada tahun 1924.Follet mengajukan suatu filosifi
bisnis yang mengutamakan integrasi sebagai cara untuk mengurangi konflik tanpa
kompromi atau dominasi. Follet juga percaya bahwa tugas seorang pemimpin adalah
untuk menentukan tujuan organisasi dan mengintegrasikannya dengan tujuan
individu dan tujuan kelompok. Dengan kata lain, ia berpikir bahwa organisasi
harus didasarkan pada etika kelompok daripada individualisme. Dengan demikian,
manajer dan karyawan seharusnya memandang diri mereka sebagai mitra, bukan
lawan.
Pada tahun 1938,
Chester Barnard (1886–1961) menulis buku berjudul The Functions of the
Executive yang menggambarkan sebuah teori organisasi dalam rangka untuk
merangsang orang lain memeriksa sifat sistem koperasi. Melihat perbedaan antara
motif pribadi dan organisasi, Barnard menjelaskan dikotonomi
"efektif-efisien". Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan
pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat
terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu yang
menjadikan kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi sebagai elemen universal,
sementara itu pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan
pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan
teori "penerimaan otoritas" yang didasarkan pada gagasan bahwa atasan
hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritasnya.
4. Era
modern
Era moderen ditandai dengan hadirnya
konsep manajemen kualitas total (total quality management TQM) di abad ke-20
yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di
antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904). Deming,
orang Amerika, dianggap sebagai Bapak Kontrol Kualitas di Jepang. Deming
berpendapat bahwa kebanyakan permasalahan dalam kualitas bukan berasal dari
kesalahan pekerja, melainkan sistemnya. Ia menekankan pentingnya meningatkan
kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Ia berpendapat
bila kualitas dapat ditingkatkan, Biaya
akan berkurang karena berkurangnya biaya perbaikan, sedikitnya kesalahan,
minimnya penundaan, dan pemanfaatan yang lebih baik atas waktu dan materia, Produktivitas
meningkat, Pasar
meningkat karena peningkatan kualitas dan penurunan harga, Profitabilitas
perusahaan meningkat sehingga dapat bertahan dalam bisnis, Jumlah
pekerjaan meningkat.
C. Prinsip-prinsip
Manajemen
Prinsip manajemen
adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak boleh
diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam prakteknya harus diusahakan agar
prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus luwes,
yaitu bisa saja diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen
terdiri atas :
1. Pembagian kerja yang berimbang : Dalam
membagi-bagikan tugas dan jenisnya kepada semua kerabat kerja, seorang manajer
hendaknya bersifat adil, yaitu harus bersikap sama baik dan memberikan beban
kerja yang berimbang.
2. Pemberian kewenangan : Pemberian
kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas Setiap kerabat kerja
atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada atasan secara langsung.
3. Disiplin : Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja
sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya)
berdasarkan rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.
4. Kesatuan perintah : Setiap
karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari
seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala bagian), bukan dari
beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para karyawan/kerabat kerja
tersebut.
5. Kesatuan arah : Kegiatan
hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh seorang atasan langsung
serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu tujuan, satu rencana, dan
satu pimpinan).
D. Peran
Manajemen
Peran manajemen yang menurut Henry Mintzberg adalah
1. Peran
Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari :
a. Figur kepala (figur head) : Manajer mewakili
organisasi untuk kegiatan-kegiatan diluar organisasi.
b. Pemimpin
(leader) : Manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung
bawahan-bawahannya.
c. Penghubung
(liaison): Manajer menghubungkan personal-personal di semua tingkatan manajemen.
2. Peran
Informational : Peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center)
organisasi untuk menerima informasi yang paling mutakhir dan sebagai penyebar
(disseminator) informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi
lainnya adalah manajer sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang informasi yang dimilikinya.
3. Peran
Decisional : Yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai enterprenuer, sebagai
orang yang menangani gangguan, sebagai orang yang mengalokasikan sumber-sumber
daya organisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam
organisasi.
A. Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan di atas penulis dapat
mengambil sebuah kesimpulan bahwa :
1. Manajemen
merupakan sebuah sumber yang dipergunakan oleh semua orang untuk mencapai
tujuan yang efisien dan efektif.
2. Ilmu
manajemen sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu dibuktikan dengan adanya
seperti bangunan piramida.
3. Prinsip-prinsip
dalam manajemen ditujukan untuk menyederhanakan pekerjaan manajemen.
B.
Saran
Adapun Saran
penulis sehubungan dengan bahasan makalah ini, untuk mencapai tujuan manajemen yang efektif dan efisien
sebaiknya perlu menerapkan prinsip-prinsip dan peran yang terdapat dalam
manajemen.
DAFTAR
PUSTAKA
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Manajemen
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:
PT Bumi Askara.
Indriyo
Gitosudarmo. 1996, Prinsip Dasar
Manajemen Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM.
Siswanto.2005.Pengantar
Manajemen.Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Siswanto, H.B.2011. .Pengantar Manajemen. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
T. Hani Handoko. 1995. Manajemen.
Edisi kedua. Yogyakarta: Penerbit BPFE UGM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar